Istilah plankton pertama kali ditemukan oleh ahli
biologi Jerman, Victer Hensen pada pertengahan abad 19 yang berarti organisme
renik yang hidup melayang dalam air yang kemampuan renangnya sangat lemah
sehingga pergerakannya sangat dipengaruhi oleh pergerakan air (Djamil, 2004).
Nonhtji (1993) menyatakan fitoplankton bias di temukan
diselurah massa air mulai dari permukaan laut sampai pada kedalaman dengan
intesitas cahaya yang masih memungkinkan terjadinya fotosintesis. Besarnya
dimensi ruang zoneeufotik yang menjadi habitat fitoplankton menyebabkan
fitoplankton yang mikroskopis ini berfingai sebagai tumbuhan yang paling
penting artinya dalam ekosistem laut.
Margalef dan Dussart dalam IPB (1992) membuat
penggolongan atau klasifikasi plankton berdasarkan atas perbedaan ukurannya
sebagai berikut :
Klasifikasi
|
Margalef
|
Dussart
|
Ultra plankton
Ultrananno plankton
Nanno plankton
Mikro p;ankton
Meso plankton
Makro plankton
Megalo plankton
|
< 5 u
-
5 – 50 u
50 – 500 u
500 – 1000 u
> 1000 u
-
|
-
< 2 u
2 – 20 u
20 – 200 u
200 – 2000 u
-
>2000 u
|
Fitoplankton merupakan dasar
terciptanya kehidupan ekosistem perairan, karena dalam sistem aliran energi
fitoplankton menempati tropik level pertama sebagai produsen.Fitoplankton
merupakan bagian dari plankton dan merupakan dasar terbentuknya rantai makanan
dan perairan. Fitooplankton
terdiri atas 2 jenis yaitu eukariotik alga dan prokariotik alga. (Odum, 1993).
Nurdin (2000)
mengatakan bahwa kehidupan fitoplankton di pengaruhi oleh beberapa faktor di
antaranya ketersediaan bahan makanan dan lingkungan yang cocok untuk
pertumbuhan. Plankton mempunyai peranan penting dalam ekosistem peraiaran.
Ketersidiaan plankton maupun zooplankton dalam suatu perairan memengang peranan
penting dalam rantai makanan. Secara langsung fitoplankton merupakan alami yang
dangat di senangi oleh berbagai jenis ikan (
Harnalin, 2000 ).
Kelimpahan fitoplankton
didefenisikan sebagai jumlah individu plankton per satuan volume air dan
dinyatakan dalam jumlah sel per m3 air. Variasi musiman kelimpahan
plankton di daerah subtropis sangat nyata sekali, tetapi di daerah tropis
variasi musiman kurang menonjol. Umumnya pada variasi musiman kelimpahan
fitoplankton di daerah tropis bukan disebabkan oleh perubahan suhu tetapi
karena adanya pergantian arah angin (Raymont dalam Avenvair, 1994).
Ada berbagai cara untuk
menghitung kelimpahan plankton, diantaranya adalah metode ”Lackey drop
microtransect counting” dan metode ”pencacahan secara acak dengan menggunakan
Sedgwick Rafter Counting Cell (SRCC)” (Dahuri, 1997).
Organisme plankton pada umunya
diambil dengan cara pemekatan air contoh. Pemekatan dimaksudkan agar
organisme-organisme plankton yang tertangkap benar- benar mewakili komunitas
plankton dalam air. Teknik pemekatan air contoh dapat dilakukan dengan berbagai
cara yaitu penyaringan dengan plankton net, pengendapan air contoh dan
centrifuge(Dahuri, 1997).
Plankton adalah jasad renik yang hidupnya
melayang-layang didalam air. Plankton dapat dibedakan dalam 2 macam, yaitu
phytoplankton dan zooplankton (Sihotang, 2007).
Sebagian besar phytoplankton yang hidup di air tawar dan
air laut tumbuh pada suhu optimum antara 18-250c. meskipun untuk
spesies yang hidup pada daerah yang dingin dapat hidup optimal pada suhu yang
lebih rendah. Diatome yang hidup didaerah antartik dapat hidup optimal pada
suhu 4-6 derajat celcius dan tidak akan tumbuh pada suhu diatas 7-120C,
sedangkan diatome yang hidup di daerah tropis tidak akan tumbuh dibawah 170C.
Plankton adalah organisme yang berkuran kecil yang
hidupnya terombang-ambing oleh arus. Mereka terdiri dari makhluk yang hidupnya
sebagai hewan (zooplankton) dan sebagai tumbuhan (fitoplankton). Zooplankton
ialah hewan-hewan laut yang planktonik sedangkan fitoplankton terdiri dari
tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu
berfotosintesis (Dianthani, 2003).
Karena organisme planktonik biasanya ditangkap dengan
menggunakan jaring-jaring yang mempunyai ukuran mata jaring yang berbeda, maka
penggolongoan plankton dapat pula dilakukan berdasarkan ukuran plankton. Penggolongan
ini tidak membedakan fitoplankton dari zooplankton, dan dengan cara ini dikenal
lima golongan plankton, yaitu : megaplankton ialah organisme plaktonik yang
besarnya lebih dari 2.0 mm; yang berukuran antara 0.2 mm-2.0 mm termasuk
golongan makroplankton; sedangkan mikroplankton berukuran antara 20 µm-0.2 mm.
Ketiga golongan inilah yang biasanya tertangkap oleh jaring-jaring plankton
baku. Dua golongan yang lainnya: nanoplankton adalah organisme planktonik yang
sangat kecil, yang berukuran 2 µm-0.2 mm; organisme planktonik yang berukuran
kurang dari 2 µm termasuk golongan ultraplankton. Nanoplankton dan
ultraplankton tidak dapat ditangkap oleh jaring-jaring plankton baku.Untuk
dapat menjaringnya diperlukan mata jaring yang sangat kecil (Nybakken, 1982).
Plankton sebagai komponen dasar dalam struktur kehidupan
di laut dapat dijadikan sebagai salah satu parameter dalam pemantauan kualitas
lingkungan perairan. Aspek-aspek yang dapat diamati meliputi nilai kualitatif
dan kuantitatif plankton. Aspek kualitatif meliputi pemahaman terhadap
komposisi plankton yang berkaitan dengan keberadaan jenis-jenis plankton yang
dapat menimbulkan bencana terhadap lingkungan perairan ataupun terhadap
manusia, dalam hubungannya sebagai pengguna lingkungan atau konsumer langsung
organisme laut sebagai bahan makanan. Aspek kuantitatif meliputi pemahaman
terhadap fungsi dan tingkat kemampuan perairan sebagai pendukung kehidupan
organisme perairan. Pemahaman plankton secara kuantitatif berhubungan erat
dengan penilaian perairan yang dapat berfungsi sebagai daerah penangkapan
maupun lokasi budidaya laut (Thoha,
2004).
Dalam struktur jaringan makanan, peran fungsional
zooplankton sangat penting sebagai vektor energi yang mengalirkan energi ke
tingkat trofik yang lebih tinggi. Fungsi ini banyak tergantung pada kemampuan
zooplankton berperan sebgai konsumen dari fitoplankton, yang merupakan komponen
dasar dalam struktur kehidupan pelagis. Dalam hubungan trofik ini, perubahan
kuantitas zooplankton banyak dipengaruhi oleh kuantitas fitoplankton
(Wiadnyana, 1999).
Menurut Goldman dan Horne (1989) dalam Muzakki (2003),
perairan berdasarkan kesuburannya dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
- Perairan Oligotrofik merupakan perairan yang kesuburannya rendah dengan kelimpahan zooplankton kuarng dari 1 ind/l.
- b. Perairan Mesotrofik merupakan perairan yang mempunyai tingakt kesuburan sedang dengan kelimpahan zooplankton anatara 1-500 ind/l.
- c. Perairan Eutrofik merupakan perairan yang mempunyai tingkat kesuburan tinggi dengan kelimpahan zooplankton lebih dari 500 ind/l.
Menurut Irianto (2003), fitoplankton merupakan produser
primer di perairan. Fitoplankton bertanggung jawab terhadap proses produksi
primer. Dengan bantuan sinar matahari, fitoplankton memfiksasi karbondioksida
dan mentransformasi menjadi produk primer berupa senyawa C organik dan
biomassa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar sesuka hati, yang penting sopan dan santun and NO SARA