Halaman

Kamis, 23 Mei 2013

Plankton

Istilah plankton pertama kali ditemukan oleh ahli biologi Jerman, Victer Hensen pada pertengahan abad 19 yang berarti organisme renik yang hidup melayang dalam air yang kemampuan renangnya sangat lemah sehingga pergerakannya sangat dipengaruhi oleh pergerakan air (Djamil, 2004).
Nonhtji (1993) menyatakan fitoplankton bias di temukan diselurah massa air mulai dari permukaan laut sampai pada kedalaman dengan intesitas cahaya yang masih memungkinkan terjadinya fotosintesis. Besarnya dimensi ruang zoneeufotik yang menjadi habitat fitoplankton menyebabkan fitoplankton yang mikroskopis ini berfingai sebagai tumbuhan yang paling penting artinya dalam ekosistem laut.
Margalef dan Dussart dalam IPB (1992) membuat penggolongan atau klasifikasi plankton berdasarkan atas perbedaan ukurannya sebagai berikut :
Klasifikasi
Margalef
Dussart
Ultra plankton
Ultrananno plankton
Nanno plankton
Mikro p;ankton
Meso plankton
Makro plankton
Megalo plankton
< 5 u
-
5 – 50 u
50 – 500 u
500 – 1000 u
> 1000 u
-
-
< 2 u
2 – 20 u
20 – 200 u
200 – 2000 u
-
>2000 u


Fitoplankton merupakan dasar terciptanya kehidupan ekosistem perairan, karena dalam sistem aliran energi fitoplankton menempati tropik level pertama sebagai produsen.Fitoplankton merupakan bagian dari plankton dan merupakan dasar terbentuknya rantai makanan dan perairan. Fitooplankton terdiri atas 2 jenis yaitu eukariotik alga dan prokariotik alga.  (Odum, 1993).
Nurdin (2000) mengatakan bahwa kehidupan fitoplankton di pengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya ketersediaan bahan makanan dan lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan. Plankton mempunyai peranan penting dalam ekosistem peraiaran. Ketersidiaan plankton maupun zooplankton dalam suatu perairan memengang peranan penting dalam rantai makanan. Secara langsung fitoplankton merupakan alami yang dangat di senangi oleh berbagai jenis ikan ( Harnalin, 2000 ).
Kelimpahan fitoplankton didefenisikan sebagai jumlah individu plankton per satuan volume air dan dinyatakan dalam jumlah sel per m3 air. Variasi musiman kelimpahan plankton di daerah subtropis sangat nyata sekali, tetapi di daerah tropis variasi musiman kurang menonjol. Umumnya pada variasi musiman kelimpahan fitoplankton di daerah tropis bukan disebabkan oleh perubahan suhu tetapi karena adanya pergantian arah angin (Raymont dalam Avenvair, 1994).
Ada berbagai cara untuk menghitung kelimpahan plankton, diantaranya adalah metode ”Lackey drop microtransect counting” dan metode ”pencacahan secara acak dengan menggunakan Sedgwick Rafter Counting Cell (SRCC)” (Dahuri, 1997).
Organisme plankton pada umunya diambil dengan cara pemekatan air contoh. Pemekatan dimaksudkan agar organisme-organisme plankton yang tertangkap benar- benar mewakili komunitas plankton dalam air. Teknik pemekatan air contoh dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu penyaringan dengan plankton net, pengendapan air contoh dan centrifuge(Dahuri, 1997).
Plankton adalah jasad renik yang hidupnya melayang-layang didalam air. Plankton dapat dibedakan dalam 2 macam, yaitu phytoplankton dan zooplankton (Sihotang, 2007).
Sebagian besar phytoplankton yang hidup di air tawar dan air laut tumbuh pada suhu optimum antara 18-250c. meskipun untuk spesies yang hidup pada daerah yang dingin dapat hidup optimal pada suhu yang lebih rendah. Diatome yang hidup didaerah antartik dapat hidup optimal pada suhu 4-6 derajat celcius dan tidak akan tumbuh pada suhu diatas 7-120C, sedangkan diatome yang hidup di daerah tropis tidak akan tumbuh dibawah 170C.
Plankton adalah organisme yang berkuran kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus. Mereka terdiri dari makhluk yang hidupnya sebagai hewan (zooplankton) dan sebagai tumbuhan (fitoplankton). Zooplankton ialah hewan-hewan laut yang planktonik sedangkan fitoplankton terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesis (Dianthani, 2003).
Karena organisme planktonik biasanya ditangkap dengan menggunakan jaring-jaring yang mempunyai ukuran mata jaring yang berbeda, maka penggolongoan plankton dapat pula dilakukan berdasarkan ukuran plankton. Penggolongan ini tidak membedakan fitoplankton dari zooplankton, dan dengan cara ini dikenal lima golongan plankton, yaitu : megaplankton ialah organisme plaktonik yang besarnya lebih dari 2.0 mm; yang berukuran antara 0.2 mm-2.0 mm termasuk golongan makroplankton; sedangkan mikroplankton berukuran antara 20 µm-0.2 mm. Ketiga golongan inilah yang biasanya tertangkap oleh jaring-jaring plankton baku. Dua golongan yang lainnya: nanoplankton adalah organisme planktonik yang sangat kecil, yang berukuran 2 µm-0.2 mm; organisme planktonik yang berukuran kurang dari 2 µm termasuk golongan ultraplankton. Nanoplankton dan ultraplankton tidak dapat ditangkap oleh jaring-jaring plankton baku.Untuk dapat menjaringnya diperlukan mata jaring yang sangat kecil (Nybakken, 1982).
Plankton sebagai komponen dasar dalam struktur kehidupan di laut dapat dijadikan sebagai salah satu parameter dalam pemantauan kualitas lingkungan perairan. Aspek-aspek yang dapat diamati meliputi nilai kualitatif dan kuantitatif plankton. Aspek kualitatif meliputi pemahaman terhadap komposisi plankton yang berkaitan dengan keberadaan jenis-jenis plankton yang dapat menimbulkan bencana terhadap lingkungan perairan ataupun terhadap manusia, dalam hubungannya sebagai pengguna lingkungan atau konsumer langsung organisme laut sebagai bahan makanan. Aspek kuantitatif meliputi pemahaman terhadap fungsi dan tingkat kemampuan perairan sebagai pendukung kehidupan organisme perairan. Pemahaman plankton secara kuantitatif berhubungan erat dengan penilaian perairan yang dapat berfungsi sebagai daerah penangkapan maupun lokasi budidaya laut (Thoha, 2004).
Dalam struktur jaringan makanan, peran fungsional zooplankton sangat penting sebagai vektor energi yang mengalirkan energi ke tingkat trofik yang lebih tinggi. Fungsi ini banyak tergantung pada kemampuan zooplankton berperan sebgai konsumen dari fitoplankton, yang merupakan komponen dasar dalam struktur kehidupan pelagis. Dalam hubungan trofik ini, perubahan kuantitas zooplankton banyak dipengaruhi oleh kuantitas fitoplankton (Wiadnyana, 1999).
Menurut Goldman dan Horne (1989) dalam Muzakki (2003), perairan berdasarkan kesuburannya dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
  1. Perairan Oligotrofik merupakan perairan yang kesuburannya rendah dengan kelimpahan zooplankton kuarng dari 1 ind/l.
  2. b. Perairan Mesotrofik merupakan perairan yang mempunyai tingakt kesuburan sedang dengan kelimpahan zooplankton anatara 1-500 ind/l.
  3. c. Perairan Eutrofik merupakan perairan yang mempunyai tingkat kesuburan tinggi dengan kelimpahan zooplankton lebih dari 500 ind/l.
Menurut Irianto (2003), fitoplankton merupakan produser primer di perairan. Fitoplankton bertanggung jawab terhadap proses produksi primer. Dengan bantuan sinar matahari, fitoplankton memfiksasi karbondioksida dan mentransformasi menjadi produk primer berupa senyawa C organik dan biomassa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar sesuka hati, yang penting sopan dan santun and NO SARA