panen |
Budidaya belut sebenarnya sangat mudah
sekali tidak sesulit seperti budidaya ikan, baik sebagai ikan peliharaan maupun
sebagai ikan ternak. Permasalahan utama dalam budidaya belut adalah terdapat
pada masih sulitnya pengadaan benih atau penyediaan bibit.
Kebutuhan ini
bisa didapat langsung dari alam atau membeli di tempat pembibitan. Untuk
pembibitan belut secara buatan sampai sekarang belum terdapat di Indonesia,
sehingga penyediaan benih atau bibit secara langsung masih tergantung pada
keberadaan belut di alam.
Langkah-langkah
yang perlu diperhatikan dalam rangka budidaya belut adalah :
A. Persyaratan
Lokasi Budidaya Belut
- Secara klimatologis belut tidak membutuhkan
kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Ketinggian tempat budidaya
belut dapat berada di dataran rendah sampai dataran tinggi. Begitu pula
dengan kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik.
- Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus
bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun,
dan minyak atau limbah pabrik. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun.
- Suhu udara optimal untuk pertumbuhan belut yaitu
berkisar antara 25-31°C.
- Prinsipnya kondisi perairan adalah air harus
bersih dan kaya akan osigen terutama untuk bibit atau benih yang masih
kecil yaitu ukuran 1-2 cm. Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut
dewasa tidak memilih kualitas air dan dapat hidup di air yang keruh.
B. Bahan yang
diperlukan dalam budidaya belut
Sediakan wadah
yang kedap air yang terbuat dari bak beton, batu bata, bambu semen atau
ferrocement, drum atau bahan lain yang memungkinkan. Ukuran bak dapat
bervariasi, tergantung kebutuhan. Misalnya saja 2 x1 x 1 meter. Dalamnya bak
yang baik antara 0,8 – 1 meter, sedangkan minimumnya 0,60 meter.
Bahan dan alat yang diperlukan adalah :
1. Tanah yang
berstruktur lumpur, persis seperti tanah sawah.
2. Jerami
3. Pelapah
pisang
4. Bambu
5. Pupuk
kandang (kuda, sapi, kerbau, dsb.)
6. Air
7. Cangkul,
parang,
C. Media
Budidaya belut
Mula-mula dasar
bak diisi tanah lumpur setebal 10 cm, kemudian di atasnya ditaruh jerami yang
sudah lapuk setebal 10 cm. Lapisan selanjutnya adalah pelepah pohon pisang yang
sudah layu dipotong-potong setebal 10 cm. Kemudian diberi pupuk kandang setebal
10 cm sebagai lapisan ketiga. Pupuk yang dipakai sebaiknya yang sudah jadi.
Taburkan lagi di atasnya tanah lumpur setebal 5 cm secara merata. Lapisan
paling atas dibentuk miring, sehingga bagian yang terendam air hanya 2/3 bagian
saja. Bagian yang tidak terendam air adalah tempat bertelur belut. Ketebalan
lapisan keseluruhan sebaiknya 50-60 cm.
D. Kolam
Budidaya belut
Kolam budidaya
belut tidak perlu luas. Cukup dibangun antara 10-20 meter persegi saja. Sebelum
kolam dipergunakan, dasar-dasar tepian kolam sebaiknya dicangkul dulu selebar
satu meter dari pematang agar nantinya mudah membentuk lumpur. Perlumpuran akan
mempermudah belut mengali lubang perkawinan. Tapi sebelum peternakan ini
diairi, terlebih dahulu harus diberi pupuk kandang yang telah matang sebanyak
30 kg untuk kolam seluas 10 meter persegi.
Sebelum air
dimasukkan, saluran pemasukan air diamankan terlebih dahulu dengan diberi
saringan yang kedap guna menghindari kepergian belut dari kolam. Air dialirkan
sampai kedalaman 20 cm di bagian terdalam, dan 15 cm di bagian terdangkal.
Sehingga wujud kolam seperti sawah. Lumpur yang harus dibentuk, paling dangkal 15
cm atau lebih, karena dalam masa perkawinan belut jantan suka menggali lubang
10 cm ke bawah lalu membengkok lurus datar, selanjutnya kembali ke atas. Lubang
perkawinan ini akan berbentuk huruf “U”. Pastikan air yang menggenangi kolam
selalu dalam keadaan mengalir.
Gunakanlah air tawar yang tidak mengandung soda (bekas sabun, deterjen), tidak mengandung racun (pestisida) atau minyak. Contohnya air sungai, air ledeng, dan air sisa dapur yang tidak mengandung sabun.
Gunakanlah air tawar yang tidak mengandung soda (bekas sabun, deterjen), tidak mengandung racun (pestisida) atau minyak. Contohnya air sungai, air ledeng, dan air sisa dapur yang tidak mengandung sabun.
Sangat mudah
bukan ? oke..mungkin itu aja dulu mengenai Cara Budidaya Belut semoga bisa
bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar sesuka hati, yang penting sopan dan santun and NO SARA